TIMES BENGKULU, MADINAH – Senyum lebar terpancar di wajah Munir (56), jemaah haji Indonesia asal Lamongan yang tergabung dalam kloter 8 Embarkasi Surabaya (SUB-08).

Ia merasakan kemudahan dan kelegaan saat tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Rahasianya? Layanan fast track!

"Berkat layanan fast track, proses pemeriksaan dokumen keimigrasian di bandara Indonesia jadi lebih cepat dan mudah. Begitu sampai Madinah, langsung naik bus menuju hotel tanpa harus antri lama," ungkap Munir dengan penuh rasa syukur.

Layanan fast track, yang tahun ini diterapkan di Bandara Juanda Surabaya, Bandara Soekarno-Hatta, dan Bandara Adi Seomarmo Solo, benar-benar menjadi angin segar bagi jemaah haji Indonesia.

Munir, yang berprofesi sebagai guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Lamongan, merasa antusias dengan kemajuan layanan haji.

"Layanan haji semakin tahun semakin bagus. Dulu, hotel jemaah jauh dari Masjid Nabawi. Sekarang, paling jauh 350 meter. Benar-benar memudahkan kami untuk beribadah," ujar Munir yang juga pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ini.

Munir pun menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan Kementerian Agama atas upaya mereka dalam meningkatkan layanan haji.

"Semoga terus dipertahankan dan ditingkatkan," harapnya.

Senada dengan Munir, Lestari (46), jemaah haji asal Lampung yang tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Jakarta - Pondok Gede (JKG-06), juga merasakan manfaat layanan fast track.

"Alhamdulillah, prosesnya cepat dan mudah. Petugasnya sigap dan ramah. Makanan pun enak. Terima kasih banyak," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Layanan fast track merupakan bukti komitmen pemerintah Indonesia untuk memberikan pengalaman haji yang nyaman dan lancar bagi para jemaah. Dengan layanan ini, jemaah dapat fokus pada ibadah mereka tanpa perlu terhambat oleh proses administrasi yang panjang. (*)