TIMES BENGKULU, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden bersama sejumlah pemimpin Eropa ramai-ramai meminta Iran untuk tidak melakukan pembalasan terhadap Israel.
Bahkan para pemimpin Eropa, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menandatangani pernyataan agar Iran dan sekutunya menahan diri.
Pernyataan yang ditandatangani itu juga berupa dukungan atas dorongan terbaru dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir dalam upaya menengahi kesepakatan mengakhiri perang 10 bulan antara Israel-Hamas.
Mereka juga menyerukan pengembalian sejumlah sandera yang ditawan Hamas dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa batas.
Para mediator itu telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba membuat kedua belah pihak menyetujui rencana perdamaian dalam tiga tahap.
Hamas akan membebaskan para sandera yang tersisa yang ditangkap dalam serangannya pada tanggal 7 Oktober dengan imbalan pembebasan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel serta Israel menarik diri dari Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel mengatakan AS mengharapkan perundingan damai di Gaza akan berjalan sesuai rencana pada hari Kamis besok.
Patel juga mengatakan serangan Israel terhadap Sekolah al-Taba'een di Kota Gaza disebabkan oleh dugaan sekelompok pejuang Hamas yang bersembunyi di sana.
Sementara itu Hamas meminta AS, Mesir dan Qatar untuk menyerahkan rencana guna melaksanakan usulan gencatan senjata yang diajukan Joe Biden.
Setidaknya 39.897 warga sipil Palestina meninggal dunia dan 92.152 orang lainnya terluka dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang disandera.
Israel Membunuh dan Dibiarkan
Sementara itu dari Iran, seperti dilansir media Mehr News Agency, Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian mengatakan, diamnya Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, membuat Israel terus menerus melanjutkan kejahatannya.
Pezeshkian membuat komentar tersebut dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, Senin kemarin.
Menghargai sikap yang diambil Vatikan dalam mendukung perdamaian, stabilitas dan keamanan di dunia, Masoud Pezeshkian menyerukan peran Vatikan yang lebih aktif untuk segera menghentikan kejahatan rezim Zionis di Gaza.
Selain itu, juga mencabut blokade terhadap wilayah kantong yang terkepung itu dan memasok bantuan kemanusiaan kepada rakyat melalui sarana organisasi internasional dan organisasi kemanusiaan.
Ia menunjuk pada tindakan rezim Israel dalam membunuh kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan menekankan bahwa Iran memiliki hak terhadap agresor sesuai dengan hukum internasional. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: AS dan Eropa Ramai-ramai Cegah Iran Menyerang Israel, Ini Alasannya
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |