TIMES BENGKULU, JAKARTA – Sering merasakan pegal-pegal setelah beraktivitas seharian? Atau masuk angin dalam cuaca tak bersahabat? Mungkin kerokan adalah salah satu pilihan yang sudah dicoba untuk meredakan rasa tidak nyaman pada tubuh.
Namun, apakah kerokan benar-benar efektif? Dan apakah ada risiko yang perlu diperhatikan?
Meskipun banyak yang percaya bahwa kerokan dapat mengeluarkan "angin" dari tubuh, pandangan ini tidak sepenuhnya didukung oleh ilmu kedokteran. Namun, ada beberapa manfaat medis yang bisa diperoleh dari praktik ini, meskipun harus dilakukan dengan hati-hati.
Kerokan sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya yang diterima di banyak kalangan masyarakat. Namun, apakah metode ini aman? Apa yang terjadi pada tubuh setelah kerokan?
Apa Itu Kerokan?
Kerokan adalah praktik pengobatan tradisional yang menggunakan benda tumpul, seperti koin atau sendok, untuk menggosok tubuh dengan tujuan mengurangi rasa sakit, pegal, atau gejala masuk angin.
Biasanya, minyak kayu putih atau balsem digunakan sebagai pelumas agar proses kerokan lebih lancar.
Setelah kerokan, kulit akan meninggalkan tanda berupa garis-garis merah yang disebut petechiae.
Tanda ini sering dianggap sebagai bukti bahwa tubuh telah "mengeluarkan angin". Namun, secara medis, ini adalah tanda peradangan ringan akibat tekanan pada pembuluh darah kecil.
Apa yang Terjadi Saat Kerokan?
Kerokan bekerja dengan cara meningkatkan sirkulasi darah di area yang dikerok. Hal ini menyebabkan pembuluh darah kecil melebar, yang bisa membantu meredakan ketegangan otot dan memberikan efek relaksasi.
Proses ini juga dapat merangsang pelepasan endorfin, hormon yang memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa sakit.
Namun, jika terlalu keras dilakukan, kerokan bisa menyebabkan luka ringan atau memar, yang bisa berisiko bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Manfaat Kerokan dalam Pandangan Medis
Kerokan memang tidak dapat mengeluarkan 'angin' dari tubuh, tetapi ada beberapa manfaat yang dapat dijelaskan secara medis. Beberapa manfaat tersebut meliputi:
- Meredakan nyeri otot dan sendi
- Mengurangi gejala sakit kepala, termasuk migrain
- Meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan ketegangan otot
- Membantu mengurangi rasa sakit pada punggung bawah atau leher
- Meningkatkan metabolisme tubuh
Namun, manfaat ini lebih kepada efek sementara, dan kerokan tidak bisa dijadikan pengganti pengobatan medis yang lebih terstruktur.
Risiko Kerokan yang Perlu Diketahui
Meski kerokan umumnya dianggap aman, ada beberapa risiko yang harus diperhatikan, antara lain:
- Iritasi kulit: Tekanan yang terlalu keras dapat menyebabkan iritasi atau luka kecil di kulit.
- Perdarahan ringan: Pembuluh darah kecil bisa pecah, mengakibatkan memar atau petechiae.
- Infeksi: Jika alat yang digunakan tidak bersih atau jika kulit yang dikerok mengalami luka, ada risiko infeksi.
- Alergi atau reaksi kulit: Beberapa orang mungkin sensitif terhadap bahan yang digunakan, seperti minyak kayu putih.
Bagi mereka yang memiliki masalah dengan pembekuan darah, atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah, kerokan sebaiknya dihindari.
Cara Kerokan yang Aman
Untuk menghindari risiko dan memaksimalkan manfaat kerokan, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:
- Gunakan alat yang bersih: Pastikan koin atau sendok yang digunakan sudah dibersihkan dengan baik.
- Pilih tempat yang nyaman: Lakukan kerokan di tempat yang nyaman dan pastikan tubuh dalam keadaan rileks.
- Jangan terlalu keras: Berikan tekanan yang sedang saja, jangan terlalu kuat agar kulit tidak terluka.
- Gunakan minyak yang sesuai: Oleskan minyak atau balsem yang aman bagi kulit, untuk memudahkan proses kerokan.
- Perhatikan reaksi kulit: Setelah kerokan, pastikan tidak ada iritasi atau reaksi alergi pada kulit.
Apakah Kerokan Aman untuk Semua Orang?
Meskipun banyak orang merasakan manfaat dari kerokan, metode ini tidak disarankan untuk semua orang. Berikut beberapa kondisi yang harus berhati-hati saat mempertimbangkan kerokan:
- Gangguan pembekuan darah: Jika memiliki masalah darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah, kerokan bisa menyebabkan perdarahan.
- Ibu hamil: Sebaiknya hindari kerokan di area perut dan pinggang saat hamil, karena bisa merangsang kontraksi.
- Kulit sensitif: Bagi yang memiliki kulit sensitif, kerokan bisa menyebabkan iritasi atau memar.
Kerokan adalah praktik tradisional yang dapat meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah. Meskipun manfaatnya terbukti secara fisiologis, risiko seperti iritasi kulit dan memar tetap ada jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Pastikan untuk menggunakan alat yang bersih, memberikan tekanan yang tepat, dan berhati-hati bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis jika gejala yang dialami cukup serius atau kerokan tidak memberikan hasil yang diinginkan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Suka Kerokan saat Masuk Angin? Yuk Ketahui Manfaat dan Risikonya
Pewarta | : Marisa Andriana (Magang MBKM) |
Editor | : Ronny Wicaksono |