TIMES BENGKULU, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat di dapur pelayanan gizi program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar kasus keracunan tidak kembali terjadi.
Hal itu ditegaskan Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah III BGN, Rudi Setiawan dari Palu, Senin (22/9/2025).
“Kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali. Mulai dari proses pemasakan, pemilihan bahan baku, hingga distribusi makanan, semuanya harus sesuai prosedur dan diawasi dengan ketat,” katanya seperti dikutip ANTARA.
Ia juga mengingatkan agar dapur-dapur penyedia makanan bergizi harus dilengkapi water heater, peralatan higienis, serta petugas yang bekerja sesuai standar.
Menurutnya, pemerintah melalui BGN juga akan terus memberikan dukungan anggaran dan perlindungan kerja, termasuk jaminan BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh relawan dan tenaga dapur.
“Jangan ada bahan makanan kadaluarsa, jangan ada yang membawa pulang makanan. Ini semua untuk kebaikan bersama," ujarnya.
Rudi menjelaskan, selain melakukan pemantauan dan pengawasan, pihaknya juga turun langsung jika terjadi kejadian luar biasa (KLB) di daerah.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai oknum yang mengatasnamakan BGN atau yayasan tertentu yang meminta dana untuk kemitraan program.
“Dapur program MBG tidak dipungut biaya sepeser pun dan jika ada pungutan akan diproses pihak kepolisian,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cegah Kasus Keracunan, BGN Tekankan Penerapan SOP Ketat di Dapur MBG
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |