TIMES BENGKULU, SLEMAN – Libur Nataru (Natal 2025 dan Tahun Baru 2026) menjadi momentum emas bagi sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk Kabupaten Sleman.
Sleman diprediksi kembali menjadi magnet utama wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia, seiring dengan tingginya minat masyarakat menghabiskan liburan akhir tahun di kawasan lereng Gunung Merapi.
Sejak memasuki masa libur sekolah yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), peningkatan arus kendaraan dari luar daerah mulai terasa di sejumlah ruas jalan utama Yogyakarta dan sekitarnya.
Kondisi ini menjadi sinyal kuat bangkitnya aktivitas pariwisata, khususnya di Sleman yang dikenal memiliki paket lengkap wisata alam, budaya, hingga kuliner khas.
Lonjakan kunjungan wisatawan ini diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah, terutama bagi pelaku UMKM, usaha kuliner, penginapan, hingga jasa wisata yang tersebar di berbagai wilayah Sleman.
Kadin Sleman: Dunia Usaha Siap Sambut Wisatawan
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sleman, Yudi Prihantana, SE, menyambut optimistis meningkatnya jumlah wisatawan yang memilih Sleman sebagai destinasi liburan akhir tahun.
Menurutnya, para pelaku usaha dan masyarakat di Bumi Sembada telah bersiap menyambut tamu dengan pelayanan terbaik.
“Kami terbuka dan siap menyambut wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang akan berlibur di Sleman. Pelaku usaha dan masyarakat telah mempersiapkan diri agar tamu merasa nyaman dan betah,” ujar Yudi, Senin (22/12/2025).
Yudi menegaskan, Kadin Sleman terus menjalin koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman serta berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan situasi tetap aman, tertib, dan kondusif selama periode libur Nataru.
Sinergi Lintas Sektor Jaga Kenyamanan Wisata
Menurut Yudi, keberhasilan pengelolaan libur panjang tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, pelaku usaha, hingga masyarakat.
“Polri, TNI, Pemkab Sleman, serta unsur masyarakat sudah siaga menghadapi lonjakan wisatawan. Ini bentuk komitmen bersama agar Sleman tetap nyaman dan aman bagi para tamu,” tegas pengusaha asal Kapanewon Godean tersebut.
Ia mengakui, meningkatnya mobilitas kendaraan dan kepadatan lalu lintas di sejumlah titik, termasuk jalan-jalan alternatif kampung, menjadi tantangan tersendiri. Namun, kondisi tersebut justru disikapi sebagai pertanda positif bagi geliat ekonomi daerah.
“Kepadatan ini kita sikapi secara bijak dan positif. Semoga kehadiran wisatawan membawa berkah bagi pelaku usaha lokal dan masyarakat Sleman,” ujarnya.
Yudi juga mengajak warga Sleman untuk berperan aktif sebagai tuan rumah yang ramah, mulai dari membantu wisatawan yang tersesat hingga menjaga suasana lingkungan tetap aman dan bersih.
“Keramahan masyarakat adalah modal utama pariwisata. Mari kita sambut wisatawan dengan senyum dan tangan terbuka,” imbuhnya.
Pelaku Usaha Kuliner Panen Optimisme Jelang Akhir Tahun
Dampak positif lonjakan wisatawan turut dirasakan langsung oleh pelaku usaha kuliner. Maksum, pemilik Resto Omah Daren Turi, mengaku jumlah pengunjung mulai meningkat signifikan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Sejak mendekati libur Nataru, pengunjung sudah mulai ramai. Banyak tamu dari luar kota yang sengaja mampir untuk menikmati masakan tradisional kami,” ungkap Maksum.
Ia menilai suasana liburan akhir tahun selalu membawa berkah bagi pelaku usaha kuliner. Meski harus menghadapi kepadatan lalu lintas, antusiasme wisatawan tetap tinggi.
“Kami memandang kemacetan sebagai tanda ekonomi bergerak. Yang penting pelayanan maksimal, rasa tetap dijaga, dan pengunjung merasa nyaman,” katanya.
Resto Omah Daren sendiri menawarkan berbagai menu khas Nusantara, seperti bebek goreng dan ayam goreng bumbu rempah, aneka minuman tradisional, hingga sajian khas yang menjadi favorit wisatawan. Maksum berharap, dukungan promosi dan pengelolaan arus wisata terus diperkuat agar kunjungan wisatawan bisa tersebar merata.
Kaliurang Kembali Jadi Primadona Wisata Alam Merapi
Tak hanya kuliner, kawasan wisata Kaliurang di lereng Gunung Merapi kembali menjadi primadona selama libur Nataru. Udara sejuk, panorama alam, serta beragam wahana wisata menjadikan kawasan ini favorit wisatawan, terutama keluarga.
Salah satu pengelola kawasan wisata Kaliurang, Basuki, menyebut tren kunjungan mulai meningkat sejak beberapa hari terakhir.
“Wisatawan keluarga mulai banyak berdatangan. Kaliurang masih jadi favorit karena suasananya sejuk dan pilihan wisatanya lengkap,” ujarnya.
Pengelola memastikan kesiapan fasilitas, kebersihan kawasan, serta pengamanan pengunjung selama puncak liburan. Koordinasi dengan petugas keamanan dan relawan juga diperkuat untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan.
“Kami ingin wisatawan merasa aman dan nyaman, sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi UMKM dan warga sekitar,” tambahnya.
Lonjakan Wisata Jadi PR Bersama Sleman
Yudi menegaskan, lonjakan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 merupakan pekerjaan rumah bersama. Mulai dari pengelolaan lalu lintas, pelayanan publik, hingga keramahan masyarakat harus terus ditingkatkan agar citra Sleman sebagai destinasi wisata unggulan tetap terjaga.
“Ini menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi kami di Kadin Sleman. Setiap momentum besar harus disikapi dengan kesiapan dan kolaborasi,” kata Yudi.
Dengan semangat kebersamaan, Yudi berharap libur akhir tahun ini tidak hanya menjadi momen rekreasi bagi wisatawan, tetapi juga membawa keberkahan ekonomi bagi masyarakat Sleman.
“Semoga libur Natal dan Tahun Baru ini membawa dampak positif bagi dunia usaha dan pariwisata di Sleman. Salam sehat dan salam semangat,” jelas Yudi Prihantana, ketua Kadin Sleman. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Libur Nataru, Kabupaten Sleman Bersolek Jadi Magnet Wisata Lereng Merapi
| Pewarta | : Soni Haryono |
| Editor | : Ronny Wicaksono |