TIMES BENGKULU, MAJALENGKA – Dalam momen Panen Raya Nasional yang digelar serentak di 14 provinsi sentra produksi padi Indonesia, Presiden Prabowo Subianto menggelar dialog langsung dengan para petani dari berbagai daerah melalui sambungan virtual.
Acara yang berlangsung pada Senin (7/4/2025) itu dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Presiden Prabowo memimpin langsung dialog yang tersambung dengan para gubernur dan petani dari 14 provinsi serta 156 bupati/wali kota di seluruh Indonesia.
Saat ini terdapat 100 juta petani dan keluarganya yang turut merasakan dampak positif dari kebijakan-kebijakan baru yang diambil pemerintah, khususnya terkait harga gabah dan distribusi pupuk.
Dalam dialog tersebut, perwakilan petani dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kebijakan pemerintah yang telah mereka rasakan langsung di lapangan.
"Kami dari petani Ngawi cukup merasa bahagia dengan kebijakan-kebijakan Bapak yang sudah sampai kepada kami, harga gabahnya Rp6.500 dan pupuk pun juga sampai kepada kami dengan mudah, Pak," ujar Joko, salah satu petani yang mewakili kelompok tani Ngawi.
Joko juga menyoroti program dukungan dari pemerintah daerah yang memperkuat kebijakan pusat, serta dampak langsung terhadap efisiensi pupuk dan peningkatan produksi.
"Program PRRB yang hari ini sudah terlaksana di Kabupaten Ngawi sehingga menekan jumlah pupuk makin sedikit dan panennya lebih banyak, Pak. Kami berharap program ini tidak hanya di 200 hari, tapi terus berlanjut," tambahnya.
Sementara itu, dari ujung barat Indonesia, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan aspirasi masyarakat tani Aceh kepada Presiden, khususnya terkait kebutuhan irigasi dan alat pertanian. Ia juga menyoroti lahan tadah hujan yang belum terjamah irigasi di Aceh Utara.
"Ada sembilan kecamatan yang tidak terjamah oleh irigasi. Mudah-mudahan ke depan Aceh lebih makmur dan lebih maju di bidang pertanian, khususnya sebagai lumbung padi," tambahnya.
Di sisi lain, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur, Kabupaten Serang, Banten, menyampaikan keberhasilan dan tantangan para petani di lapangan. Salah satunya terkait kelancaran pupuk yang dinilai sangat membantu meningkatkan hasil panen.
"Jadi syukur alhamdulillah yang asalnya paling 7,5, 7,6 tapi sekarang karena pupuknya lancar, sehingga petani enggak sulit untuk cari pupuk lagi. Waktu pemupukan ada. Segala ada, tapi alhamdulillah dengan sebabnya pupuknya lancar, penghasilan juga lancar alhamdulillah," ujarnya.
Presiden Prabowo pun menanggapi semua masukan dengan penuh perhatian dan menggarisbawahi bahwa pembangunan pertanian harus berpihak pada rakyat.
"Saya ingin jadi Presiden, ingin jadi pemimpin yang berhasil menurunkan harga pangan untuk rakyat Indonesia. Itu keinginan saya. Dan ini keinginan daripada semua menteri, semua gubernur, semua bupati. Kita akan bahagia kalau rakyat kita senyum, kita akan bahagia kalau para petani kita makmur," tegas Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Dialog interaktif ini menjadi bagian penting dari pendekatan kepemimpinan Presiden Prabowo yang ingin mendengar langsung suara rakyat, sekaligus menjadi simbol penguatan semangat gotong royong dalam membangun ketahanan pangan Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Di Majalengka, Presiden Prabowo Serap Aspirasi Petani dalam Dialog Panen Raya Nasional
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |