TIMES BENGKULU, JAKARTA – Kusnari (59) dilahirkan di kota Udang, Cirebon sebagai anak kedua dari delapan bersaudara.
Ayahnya seorang penjual beras yang membawanya ke Jakarta sejak masih balita, otomatis Kusnari tidak mengalami masa kecil di tempat kelahirannya, desa Sunyaragi, meski demikian kecintaannya pada kota kelahiran tidak pernah pupus dan makanan seperti empal gentong, nasi Jamblang, tahu gejrot selalu menjadi kudapan yang paling disukainya.
Kusnari memulai karir sebagai pendidik 2 tahun sebelum ia lulus sebagai Sarjana dari STKIP jurusan administrasi perkantoran tahun 1994 dan memulainya sebagai guru honor di SMP Islam Bahagia di Kalianyar, Tambora sebagai guru sejarah di kelas 1.
Kemudian Kusnari yang gemar memakai pakaian berwarna biru, coklat, dan hijau itu berkarir di beberapa Sekolah Swasta antara lain di SD Sinar Dharma, SD Bhinneka Tunggal Ika dengan mata pelajaran yang berbeda. Baru pada tahun 2003 hingga 2010, bapak guru yang berpenampilan sederhana ini mengajar di Sekolah Dasar Negeri Tanah Sereal 01 Pagi setelah sebelumnya diangkat sebagai guru TKK Provinsi DKI Jakarta.
Dari guru TKK, Kusnadi yang sangat disayangi oleh para anak didiknya ini diangkat sebagai guru PTT. Perjuangan demi perjuangan dilaluinya dengan sabar. Pada tahun 2008, Kusnari diangkat sebagai guru CPNS, dan dua tahun kemudian diangkat sebagai PNS.
Guru Azhar, S.Pd. memberikan hadiah kepada Radinka, kelas VI-A SDN Tambora 03 Pagi yang menang kuis tentang Iran.
Setelah diangkat sebagai PNS, Kusnari ditempatkan di SMK 9 Jakarta sebagai guru Produktif Perkantoran sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Kusnari menjalankan tugas ini selama 8 tahun, hingga pada kurun waktu tahun 2018-2019, bapak guru yang murah senyum ini dimutasi ke SDN Semanan 13, Kalideres.
Belum lama berselang, segenap siswa SDN Tambora 03 Pagi bersama teman-teman mereka dari SDN Tambora 01 Pagi, didampingi para guru serta Kepala Sekolah mereka, menyambut kedatangan Dr. Mohammad Reza Ebrahimi bersama Ibu Marzieh Ebrahimi serta Direktur Yayasan Literasi Internasional Amira dalam rangka merayakan Hari Anak Sedunia yang diperingati pada 20 November 2024.
Atase Kebudayaan Iran disambut dengan Marawis dan pengalungan selendang khas Betawi oleh Kepala Sekolah.
Begitu lagu kedua bangsa akan dikumandangkan, para anak didik yang pagi itu mengenakan seragam Pramuka serentak berdiri sambil memegang bendera Merah Putih dan bendera Iran dengan sikap yang penuh kepatriotan.
Lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan lantang sambil mengibarkan bendera Merah Putih dan saat lagu Kebangsaan Iran dikumandangkan. para anak didik melambaikan bendera Iran dengan tertib.
Tarian berikutnya adalah tarian khas Betawi yang dibawakan oleh enam orang siswi dari berbagai tingkatan kelas. Penampilan berikutnya pembacaan puisi dalam bahasa Persia yang dibawakan dua orang wali murid, yang sangat menghayati karya sastra seorang penyair Iran yang disebut N.N.
Satu demi satu acara dilaksanakan dengan baik dan memukau yang menonton, termasuk penampilan kelompok Marching Band SDN Tambora 03 Pagi yang membawakan lagu-lagu patriotik bangsa.
Acara berlangsung sukses dan diakhiri dengan ramah-tamah, saling tukar cinderamata, foto dan makan siang bersama. Adapun acara Nobar (nonton bareng} film berjudul "Children of Heaven" dilaksanakan kemudian di Aula Sekolah di lantai 2.
Para siswa pemenang lomba mewarnai dan menggambar serta kuis tentang Iran yang dikenal sebagai negeri para Mullah atau Ahli Agama itu masing-masing mendapatkan seperangkat alat tulis, buku gambar, pensil warna serta tumbler kaca, hadiah dari Atase Kebudayaan yang sempat kerepotan saat diserbu para siswa/i yang meminta tanda tangannya
Peran serta Kepala Sekolah dan para guru pembina ekstrakurikuler seperti Azhar Saputra, S.Pd dan lainnya menjadikan perayaan Hari Anak Sedunia di lingkungan SDN Tambora 01 & 03 Pagi berlangsung dengan sukses dan penuh kegembiraan, dan nama kedua Sekolah terpadu itu pun terdengar hingga ke negeri para Mullah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sang Pendidik yang Membawa Sekolahnya ke Negeri Para Mullah
Pewarta | : Nia S. Amira |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |