TIMES BENGKULU, JAKARTA – Fetih Kupası dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Conquest Cup yang dalam bahasa Indonesia berarti Piala Penaklukan. Ajang ini merupakan sebuah turnamen internasional panahan tradisional yang diadakan setiap tahun di Istanbul, Turki.
Pada tahun 2024, turnamen ini memasuki edisi ke-12, menandai lebih dari satu dekade perayaan warisan budaya dan sejarah Turki melalui olahraga panahan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan budaya antara berbagai negara dan mempromosikan seni panahan tradisional di panggung internasional.
Sejarah dan Signifikansi Fetih Kupası
Nama "Fetih Kupası" atau "Piala Penaklukan" merujuk pada peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi Turki, yaitu penaklukan Istanbul (dahulu Konstantinopel) oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1453. Penaklukan ini menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium dan awal dari era baru bagi Kekaisaran Utsmaniyah.
Sultan Mehmed II, yang dikenal sebagai "Mehmed Sang Penakluk" (Fatih Sultan Mehmet), memainkan peran kunci dalam mengubah wajah sejarah Eropa dan Asia.
Dengan memilih nama ini, Fetih Kupası berfungsi sebagai pengingat abadi akan pencapaian bersejarah ini dan kontribusi besar Kekaisaran Utsmaniyah terhadap budaya, ilmu pengetahuan, dan seni, termasuk seni panahan.
Panahan dalam Budaya Turki
Panahan memiliki tempat yang istimewa dalam sejarah dan budaya Turki. Sejak zaman Kekaisaran Utsmaniyah, panahan bukan hanya dianggap sebagai keterampilan militer, tetapi juga sebagai seni dan bagian integral dari pendidikan para bangsawan.
Sultan-sultan Utsmaniyah sendiri dikenal sebagai pemanah yang ulung, dan banyak teks kuno serta manuskrip yang mendokumentasikan teknik dan filosofi panahan telah dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi ini tetap hidup melalui turnamen seperti Fetih Kupası, di mana para peserta dari seluruh dunia datang untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam berbagai kategori panahan tradisional. Turnamen ini menawarkan berbagai kompetisi, mulai dari panahan jarak jauh hingga panahan berkuda, yang semuanya mencerminkan teknik dan gaya tradisional yang telah dipraktikkan selama berabad-abad.
Fetih Kupası 2024: Edisi ke-12
Pada tahun 2024, Fetih Kupası telah diadakan untuk ke-12 kalinya tepatnya pada akhir Mei kemarin, menandai perjalanan panjang turnamen ini dalam mempromosikan dan melestarikan seni panahan tradisional. Acara ini akan berlangsung di Istanbul, kota yang kaya dengan sejarah dan budaya, serta menjadi pusat dari berbagai kegiatan terkait warisan budaya Turki.
Peserta dari berbagai negara termasuk Indonesia berkumpul di Istanbul untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini. Selain kompetisi panahan, Fetih Kupası juga mencakup berbagai kegiatan lain seperti pameran budaya, demonstrasi seni tradisional, dan lokakarya yang bertujuan untuk mendidik publik tentang sejarah dan warisan budaya Turki.
Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Kini
Fetih Kupası tidak hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Melalui turnamen ini, generasi muda diperkenalkan dengan warisan budaya mereka, dan hubungan internasional diperkuat melalui pertukaran budaya dan persahabatan yang terjalin selama acara.
Dengan mempertahankan dan mempromosikan tradisi panahan, Fetih Kupası memainkan peran penting dalam melestarikan aspek penting dari identitas budaya Turki. Ini juga memberikan platform bagi pemanah dari seluruh dunia untuk belajar, bersaing, dan merayakan seni panahan tradisional bersama.
Fetih Kupası lebih dari sekadar turnamen panahan, ajang ini adalah perayaan warisan dan sejarah yang kaya dari Turki. Dengan menggabungkan kompetisi olahraga dengan kegiatan budaya, acara ini mencerminkan semangat dan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Fetih Kupası 2024 diharapkan menjadi salah satu acara paling berkesan, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan menghormati warisan budaya sambil terus memajukan seni dan olahraga di era modern. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Fetih Kupası: Merayakan Warisan dan Sejarah Turki melalui Panahan Tradisional
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |