https://bengkulu.times.co.id/
Kopi TIMES

Pelayan Kesehatan di Wilayah Pesisir Indonesia, Pentingkah?

Senin, 22 Mei 2023 - 14:39
Pelayan Kesehatan di Wilayah Pesisir Indonesia, Pentingkah? Akbar Fahrian Hidayat, S.Ked; Dokter Muda Universitas Hang Tuah Surabaya; Mahasiswa Magister Hukum Kesehatan Universitas Hang Tuah Surabaya.

TIMES BENGKULU, SURABAYA – Data BPS tahun 2011 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di sektor informal, dan sekitar 30 persen diantaranya adalah nelayan.

Data lainnya, 31 juta penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14 persen) di antaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir. Berdasarkan hasil profil kesehatan indonesia (2008), diketahui bahwa cakupan perumahan sehat di indonesia masih rendah yaitu hanya 47,9 persen dibandingkan dengan target secara nasional yaitu 80 persen, yang artinya edukasi serta pelayanan dari tenaga kesehatan sendiri di indonesia masih sangat kurang.

Sedangkan di Era sekarang tenaga kesehatan di indonesia juga masih sangat kurang dalam hal SDM untuk memberikan pelayanan khususnya masyarakat di wilayah pesisir luar jawa. Di indonesia sendiri telah diatur dalam pasal 4 Pasal 28h Ayat 1 Konstitusi UUD 1945 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Dalam undang-undang ini sebetulnya telah mencangkup antara masyarakat yang memperoleh pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang bekerja di bidang tersebut, tetapi pada faktanya ketidakadilan antara masyarakat yang mendapat pelayanan dan SDM tenaga kesehatan khususnya di daerah pesisir. 

Kita juga sadar sebagai tenaga kesehatan harus berasas pada gotong royong yang mengabdikan dirinya terhadap negara di bidang kesehatan yang harus menghormati, memperhatikan serta tidak membeda-bedakan agama, suku dan ras yang dianut oleh masyarakat, tapi di era sekarang tidak sedikit dari tenaga kesehatan mengeluh hal tersebut karena tidak sebanding dengan upah minimum yang semestinya berlaku di daerah tersebut, kurangnya dari pemerintah memperhatikan tentang fasilitas yang diberikan, kurangnya pemerataan pemberian beasiswa untuk anak nelayan daerah yang berkeinginan melanjutkan sekolahnya di ranah kesehatan, minat dokter intrensip di wilayah pesisir yang kurang, kurangnya dorongan dari pemerintah tentang penugasan di wilayah pesisir, serta tenaga kesehatan yang sudah berada di daerah pesisir kurang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan skil dan strata pendidikan yang lebih kompeten.

Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat yang ingin berobat sering menuntut mengharuskan kita untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pemerataan tenaga kesehatan yang berkeinginan untuk bekerja di wilayah pesisir indonesia karena apabila masyarakat belum mendapatkan pelayanan yang baik akan melakukan hal-hal yang dapat merugikan kita nantinya, disamping itu kita sebagai tenaga kesehatan sudah melakukan pekerjaan sesuai standart operasional yang berlaku di daerah tersebut.

Salah satu aspek yang dapat di pertimbangkan tentang cara pemerataan pemenuhan pelayanan kesehatan khususnya di wilayah pesisir adalah tentang bagaimana pemenuhan upah minimum dan tunjangan hidup yang sesuai, fasilitas yang diberikan yang layak untuk tenaga kesehatan, pemerataan beasiswa terhadap putra daerah khususnya daerah pesisir pantai, anjuran dari pemerintah tentang pemerataan dokter inrensip serta lebih diperbanyak lagi kesempatan tenaga kesehatan daerah pesisir untuk meningkankan skil dan strata pendidikan yang lebih lanjut dan kompeten.

Dari hal tersebut akan terwujudnya tenaga kesehatan di wilayah pesisir indonesia yang kompeten dan sebanding dengan masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan dengan sebaik dan semaksimal mungkin yang pada akhirnya tenaga kesehatan tersebut tidak ragu lagi terhadap fasilitas dan tunjangan hidup yang diberikan. Dari itu perlahan akan menjadi suatu hal kebiasaan terhadap penempatan di daerah pesisir indonesia.

Pertimbangan tersebut penting untuk kita ketahui bersama bahwa tingkat kesehatan yang rendah, kebiasaan masyarakat pesisir yang memiliki sanitasi buruk, kurangnya edukasi terkait penyakit yang beredar di lingkungan tersebut, dalam hal ini perlahan teratasi seiring berjalannya waktu, serta kita juga mampu memberikan edukasi sanitasi sehat yang dapat diterima semua kalangan masyarakat pesisir khususnya dapat mencegah penyakit yang bersifat infeksius dan menular yang nantinya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan terhadap masyarakat dalam hal kesehatan di wilayah pesisir indonesia.

***

*) Oleh : Akbar Fahrian Hidayat, S.Ked; Dokter Muda Universitas Hang Tuah Surabaya; Mahasiswa Magister Hukum Kesehatan Universitas Hang Tuah Surabaya.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bengkulu just now

Welcome to TIMES Bengkulu

TIMES Bengkulu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.