https://bengkulu.times.co.id/
Kopi TIMES

Memadukan Sains dan Seni dalam Pembelajaran

Selasa, 23 Mei 2023 - 12:32
Memadukan Sains dan Seni dalam Pembelajaran Nur Arviyanto Himawan, M.Pd.; Mahasiswa PPG Prajabatan Fisika Universitas Ahmad Dahlan.

TIMES BENGKULU, YOGYAKARTA – Sains dan seni, dua hal yang menandakan kemajuan peradaban manusia. Dua hal yang bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang sama sekali terpisah.

Bagi masyarakat Indonesia, hal ini tentu tidak lepas dari kurangnya konektivitas antar mata pelajaran sains dan seni di bangku sekolah. Keduanya seakan berjalan di jalur masing-masing tanpa saling menyapa. Padahal, jika disadari, keduanya adalah entitas yang sulit untuk dilepaskan. 

Ada banyak contoh yang dapat diambil untuk menjelaskan pernyataan tersebut. Ketika memainkan gitar, kita perlu menyetel senar (tuning) agar menghasilkan nada-nada indah. Nada tersebut nyatanya memiliki frekuensi tertentu jika dikaji dalam konsep fisika. Contoh lain, pembuatan karya seni yang menggunakan bahan dari jenis kayu khusus. Hal tersebut dapat dikaji alasannya dalam kacamata biologi, seperti serat kayu, ketahanan kayu, dan lainnya.

Cara pandang seperti ini seharusnya kita miliki agar dapat memandang suatu fenomena dari berbagai kajian ilmu. Selain itu, juga karena tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman semakin mendorong manusia untuk dapat memecahkan masalah secara transdisipliner.

Hal tersebut perlu diasah, utamanya dalam proses pembelajaran di sekolah. Materi dari berbagai mata pelajaran perlu diintegrasikan agar terkoneksi satu sama lain.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics). STEAM adalah bentuk pengembangan dari apa yang pernah kita kenal dengan istilah STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Mejias et al., (2021) menyatakan bahwa STEM awalnya diperkenalkan oleh National Science Foundation pada tahuan 1990-an.

Seiring berjalannya waktu, upaya untuk mengakomodasi pembelajaran seni semakin menguat di Amerika. Hingga kemudian, masuklah unsur Art dalam STEM, yang semakin meneguhkan hubungan antara seni dengan sains. Dalam praktiknya, peserta didik juga dapat diajak untuk membuat proyek yang menghasilkan suatu produk dengan memperhatikan kelima unsur STEAM.

Dalam konteks Indonesia, guru juga dapat mengajak peserta didik untuk mengkaji budaya yang ada di berbagai daerah dalam berbagai bentuk. Kesenian tradisional dapat dijadikan obyek pembelajaran yang menarik untuk dikaji, seperti alat musik, tarian daerah, dan lainnya. Hal tersebut juga dapat mengakomodasi heterogenitas budaya Indonesia. Inilah salah satu bentuk dari Culturally Resposive Pedagogy atau Pendidikan Tanggap Budaya, di mana desain proses pembelajaran tidak lepas dari aspek sosio-kultural yang dimiliki peserta didik.

Mereka dapat mengenal berbagai budaya, sekaligus menemukan konsep sains di dalamnya. Di sisi lain, upaya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap sains dan seni juga berdampak baik bagi peserta didik. Mereka tidak hanya didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, namun juga olah rasa.

John Keating, karakter guru yang diperankan Robin Williams dalam film Dead Poet Society (1989), mengatakan bahwa “Medicine, law, business, engineering, these are all noble pursuits, and necessary to sustain life. But poetry, beauty, romance, love, these are what we stay alive for”.

Pernyataan tersebut tentu menggelitik batin dan pikiran kita dalam memandang pentingnya sains dan seni. Ia memberi pandangan pada kita bahwa sains adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup, namun seni juga lah yang menjadi alasan kita untuk tetap hidup. 

***

*) Oleh: Nur Arviyanto Himawan, M.Pd.; Mahasiswa PPG Prajabatan Fisika Universitas Ahmad Dahlan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bengkulu just now

Welcome to TIMES Bengkulu

TIMES Bengkulu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.