TIMES BENGKULU, JAKARTA – Empat sandera yang diculik oleh Hamas dari festival musik Nova pada 7 Oktober 2023 telah diselamatkan pasukan Israel dalam sebuah serangan siang hari di Gaza tengah, Sabtu (8/6/2024). Namun penyelamatan ini dibarengi dengan pembunuhan terhadap puluhan sampai ratusan warga Palestina di wilayah yang sama.
"Empat sandera itu Noa Argamani, 26, Almog Meir Jan, 22, Andrei Kozlov, 27, dan Shlomi Ziv, 41, dibebaskan selama misi berisiko tinggi dan kompleks dari dua bangunan terpisah di daerah Nuseirat," kata Pasukan Pertahanan Israel.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan "pembantaian" Israel di kamp pengungsi Nuseirat telah menyebabkan 210 warga Palestina meninggal dunia dan 400 lainnya terluka.
Dilansir BBC, IDF mengatakan, para sandera yang dibebaskan semuanya dalam keadaan sehat, dan mereka kemudian digambarkan sedang memeluk anggota keluarga mereka di sebuah pusat medis dekat Tel Aviv.
Hal itu terjadi dibarengi dengan pembunuhan terhadap warga Palestina termasuk anak-anak di daerah tempat operasi tersebut berlangsung.
Dua rumah sakit di Gaza, rumah sakit al-Aqsa dan rumah sakit al-Awda, mengatakan, mereka menghitung ada 94 jenazah. Sementara kantor media pemerintah Hamas mengatakan sedikitnya 210 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari mengatakan, Cogat, badan kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas kebijakan sipil di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, memperkirakan jumlah korban di bawah 100 orang.
Penyelamatan sandera yang jarang terjadi, merupakan operasi gabungan yang dilakukan oleh IDF, Badan Keamanan Israel dan Polisi Israel, terjadi delapan bulan setelah perang dengan Hamas di Gaza.
Juru bicara IDF, Daniel Hagari mengatakan misi tersebut didasarkan pada intelijen yang tepat dan pasukan Israel mendapat perlawanan selama operasi tersebut.
"Seorang petugas pasukan khusus terluka dalam penyelamatan sandera di Gaza dan kemudian meninggal di rumah sakit," kata polisi Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji pasukan Israel karena beroperasi secara kreatif dan berani.
“Kami tidak akan berhenti sampai kami menyelesaikan misi dan memulangkan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," katanya.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pasukan khusus beroperasi di bawah tembakan seru ketika menyelamatkan empat sandera.
"Ini adalah salah satu operasi paling heroik dan luar biasa yang pernah saya saksikan selama 47 tahun bertugas di lembaga pertahanan Israel," kata Gallant.
Biden Dikritik
Sementara itu Joe Biden mendapat kritikan karena mendukung tindakan sekutu utamanya, Israel, dalam perang tersebut dalam sebuah unjukrasa "garis merah" di Gedung Putih.
Pengunjuk rasa pro-Palestina mengecam, menyuarakan kemarahan atas toleransi Presiden AS Joe Biden itu terhadap perang berdarah Israel di Gaza.
Sambil meneriakkan "Dari DC ke Palestina, kami adalah garis merah", para pengunjuk rasa itu membentangkan spanduk panjang yang bertuliskan nama-nama warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel, saat perang memasuki bulan kesembilan.
Gedung Putih mengatakan pada bulan Mei bahwa serangan mematikan Israel di Rafah tidak melewati “garis merah” yang tampaknya ditetapkan Biden dua bulan sebelumnya ketika ditanya tentang potensi invasi ke kota Gaza selatan.
Para pengunjuk rasa, yang hampir semuanya mengenakan pakaian merah, memegang bendera Palestina dan tanda-tanda yang bertuliskan "Garis merah Biden adalah sebuah kebohongan" dan "Membom anak-anak bukanlah pembelaan diri".
Gedung Putih meningkatkan keamanan dengan tambahan pagar pembatas anti kerak menjelang demonstrasi, yang menyaksikan bus-bus yang disewa para pengunjukrasa dari Maine dan Florida.
Rishi Sunak Senang
Perdana Menteri Inggris. Rishi Sunak menyatakan senang atas pembebasan sandera itu tanpa melihat tingginya angka kematian warga Palestina yang dibunuh lewat serangan tentara Israel itu.
"Sungguh mengharukan melihat foto-foto mereka berkumpul kembali dengan keluarga mereka," katanya.
"Kami akan terus berupaya untuk mengakhiri pertempuran serta keselamatan dan keamanan bagi semua," tambahnya.
Sementara itu, tekanan internasional meningkat terhadap Israel untuk membatasi pertumpahan darah warga sipil dalam perang di Gaza yang mencapai bulan kedelapan pada hari Jumat.
Lebih dari 36.731 warga Palestina meninggal dunia dalam perang tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza , yang tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Israel Bebaskan Empat Sandera, Ratusan Warga Palestina Meninggal
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |