https://bengkulu.times.co.id/
Berita

Bertemu di Gedung Putih: Zelensky Meminta Dukungan Senjata Tambahan ke Biden

Jumat, 27 September 2024 - 14:07
Bertemu di Gedung Putih: Zelensky Meminta Dukungan Senjata Tambahan ke Biden Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat beremu di sidang PBB sehari sebelum bertemu di Gedung Putih. (FOTO: Haiyun Jiang for The New York Times)

TIMES BENGKULU, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu di Gedung Putih pada Kamis (26/9/2024). Agenda tersebut merupakan momen penting bagi Zelensky dalam usahanya memperoleh lebih banyak bantuan militer dari AS.

Pertemuan ini menjadi kesempatan besar bagi Zelensky untuk meyakinkan Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris tentang perlunya dukungan tambahan dalam menghadapi invasi Rusia. Zelensky secara tegas meminta tambahan senjata serta dukungan jangka panjang dari Amerika, mengingat semakin besarnya ketidakpastian terkait bantuan di masa mendatang akibat dinamika politik dalam negeri AS.

Perang antara Rusia dan Ukraina sendiri dimulai pada Februari 2022, ketika Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina. al tersebut memicu salah satu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Sejak saat itu, Presiden Volodymyr Zelensky, yang telah memimpin Ukraina sejak Mei 2019, berperan penting dalam mempertahankan negaranya di tengah serangan brutal Rusia. Di bawah kepemimpinan Zelensky, Ukraina telah mendapatkan dukungan internasional yang signifikan, terutama dari Amerika Serikat, untuk melawan agresi Rusia.

Dalam pertemuan di Gedung Putih tersebut Zelensky datang dengan beberapa termasuk yang mencakup permintaan senjata canggih dan jaminan keamanan dari sekutu-sekutunya. Namun, beberapa pejabat Amerika dan Eropa berharap Zelensky lebih fokus pada strategi jangka panjang untuk mengakhiri perang, daripada hanya meminta persenjataan dalam waktu dekat.

Dalam pidato di Sidang Umum PBB sehari sebelumnya, Zelensky menekankan pentingnya persenjataan tambahan untuk mempertahankan kedaulatan Ukraina dan menegaskan keinginan Ukraina untuk lebih terlibat dalam NATO.

Biden, dalam pertemuan tersebut, menyetujui paket bantuan militer senilai $8 miliar, yang mencakup amunisi, bom luncur yang digunakan oleh jet tempur F-16, serta sistem pertahanan udara tambahan. Biden juga menekankan bahwa AS akan terus mendukung Ukraina, bahkan jika terjadi perubahan kepemimpinan di Washington.

Langkah ini juga mencerminkan upaya Biden untuk memperpanjang penggunaan dana bantuan militer yang sebelumnya hampir habis masa berlakunya. "Kita akan terus mendukung Ukraina, bagaimanapun Rusia tidak akan bisa menang," ungkap Biden dala rapat terebut seperti diansir dari New York Times. 

Sementara itu, Wakil Presiden Harris memberikan pernyataan yang membedakan posisinya dengan pandangan mantan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya mengkritik bantuan AS untuk Ukraina. Harris menegaskan bahwa beberapa usulan untuk memaksa Ukraina menyerahkan wilayahnya atau bersikap netral adalah selaras dengan tuntutan Rusia, dan AS tidak akan mendukung hal tersebut.

Meskipun Biden telah menahan diri untuk tidak mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia secara langsung, Zelensky terus mendesak agar negaranya diberi kebebasan lebih untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Namun, AS tetap berhati-hati untuk tidak memprovokasi respons lebih keras dari Rusia, terutama setelah Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia dapat menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir sebagai respons terhadap ancaman serius terhadap kedaulatannya. (*)

Pewarta : Khodijah Siti
Editor : Khodijah Siti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bengkulu just now

Welcome to TIMES Bengkulu

TIMES Bengkulu is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.