TIMES BENGKULU, JAKARTA – Jenazah Sekretaris Jendral Hizbullah, Hassan Nasrallah baru ditemukan Sabtu (28/9/2024) setelah serangan bom buatan Amerika Serikat oleh Israel di pinggiran selatan kota Beirut, Lebanon.
Sejak Jumat malam, kemudian disusul Sabtu dini, markas Hizbullah itu dihujani bom tiada henti hingga 85 bom yang masing-masing bom seberat satu ton.
Seorang senator Amerika Serikat menyatakan, bahwa bom yang digunakan Israel untuk membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di Beirut minggu lalu itu adalah bom berpemandu buatan Amerika Serikat.
Mark Kelly, ketua Subkomite Angkatan Udara Senat seperti dilansir Arab News mengatakan, Israel menggunakan bom seri Mark 84 seberat 2.000 pon (900 kg), saat wawancara dengan NBC.
Pernyataannya menandai indikasi pertama AS tentang senjata apa yang telah digunakan. "Kami melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, JDAM dan kami terus menyediakan senjata tersebut," kata Kelly.
JDAM adalah singkatan dari Joint Direct Attack Munitions. "Bom seberat 2.000 pon yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk menghabisi Nasrallah," katanya lagi.
Militer Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menghabisi Nasrallah dalam serangan terhadap markas komando pusat kelompok itu di pinggiran selatan Beirut. Namun militer Israel menolak berkomentar tentang senjata apa yang digunakan dalam serangan itu.
Pentagon juga tidak segera bersedia memberikan komentar. JDAM mengubah bom standar tanpa pemandu menggunakan sirip dan sistem pemandu GPS menjadi senjata berpemandu. AS adalah sekutu lama Israel dan pemasok senjata terbesar.
Dievakuasi ke RS
Sementara itu reporter Al Jazeera juga melaporkan, jenazah Hassan Nasrallah telah ditemukan dari lokasi serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut itu dan langsung dievakuasi ke rumah sakit. Tes sedang dilakukan untuk mengetahui sifat cedera dan penyebab langsung kematiannya.
Koresponden Al Jazeera bahkan menyebutkan, bahwa jenazah tersebut tidak mengalami cedera langsung, sehingga kuat dugaan kematiannya disebabkan guncangan oleh kekuatan ledakan.
Jenazah Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Dahiyeh, Beirut itu dikeluarkan dari bunker yang hancur oleh serangan udara Israel.
Kawah besar sedalam puluhan meter terbentuk, setelah tiada henti Israel menghujani dengan 85 bom penghancur bunker yang beratnya masing-masing antara 2.000 pon, ditembakkan dari jet tempur Skuadron 69 IAF.
Selain menciptakan kawah menganga yang dalam, serangan bom buatan Amerika Serikat yang digunakan Israel untuk membunuh Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah itu juga menimbulkan kehancuran yang luas di wilayah tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hancurkan Markas Hizbullah dan Bunuh Hassan Nasrallah, Israel Pakai Bom Buatan AS
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |