TIMES BENGKULU, JAKARTA – Kapal selam nuklir China tenggelam di dermaga Wuhan sebelum menjalani pelayaran. Namun insiden itu disembunyikan sejak antara akhir Mei atau awal Juni lalu.
China memiliki setidaknya 350 kapal perang termasuk kapal selam nuklir. Kapal yang tenggelamnya dirahasiakan oleh China itu sekelas kapal selam nuklir Zhou.
Kapal selam bertenaga nuklir yang tenggelam itu adalah yang terbaru dan dalam proses penyelesaian pembuatannya..
Ironisnya keadaan itu justru kali pertama ditemukan oleh pejabat AS yang sedang melakukan foto satelit Galangan Kapal Wuchang.
Dilansir Daily Mail, kapal selam yang baru dibangun itu memiliki buritan berbentuk X yang khas. Tenggelamnya diperkirakan antara akhir Mei atau awal Juni lalu saat menjalani uji perlengkapan akhir untuk laut.
Belum diketahui apakah ada bahan bakar nuklir yang sudah terpasang di dalamnya.
Derek dikerahkan untuk menyelamatkan kapal selam tersebut. Namun mungkin memerlukan perbaikan besar dan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk membersihkannya karena peralatan elektroniknya tergenang air.
"Tetapi beberapa ahli berspekulasi kemungkinan besar bahan bakar nuklirnya ada," tulis Wall Street Journal .
Para pejabat AS mengatakan, China juga belum mengambil sampel air untuk mengetahui tentang tingkat radiasi yang meningkat serta belum mengesampingkan kemungkinan adanya personel militer atau para pekerjanya yang mungkin tewas.
"Ini akan menjadi kemunduran dan sungguh memalukan. Namun, mereka pandai belajar dengan cepat dan terus maju," ujar Komandan Ryan Ramsey, seorang pensiunan kapten kapal selam bertenaga nuklir di Royal Navy kepada Daily Mail.
Perwira angkatan laut yang sudah pensiun itu juga memperingatkan bahwa perluasan militer China yang cepat, bisa mengancam Barat.
"Kecepatan pembangunan yang dilakukan China sungguh luar biasa dan Barat tidak mampu mengimbanginya," kata Komandan Ramsey.
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada The Wall Street Journal, bahwa tidak mengherankan bahwa Angkatan Laut PLA mencoba menyembunyikan fakta tentang tenggelamnya kapal selam serang bertenaga nuklir pertama di kelasnya itu.
Selain mencuatnya pertanyaan yang jelas tentang standar pelatihan dan kualitas peralatan, insiden tersebut menimbulkan pertanyaan yang lebih mendalam tentang akuntabilitas internal PLA dan pengawasan terhadap industri pertahanan China yang telah lama terganggu oleh korupsi.
Mantan perwira kapal selam di lembaga pemikir Heritage Foundation di Washington, Brent Sadler menyebutkan, tenggelamnya kapal tersebut 'signifikan' karena memperlambat rencana China untuk memperluas armada kapal selam nuklirnya.
China sendiri sudah memiliki sejumlah besar kapal selam bertenaga nuklir. Pentagon menilai dalam laporan Kekuatan Militer China tahun 2020, bahwa China memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan kekuatan tempur sekitar 350 kapal dan kapal selam, termasuk lebih dari 130 kapal tempur permukaan utama.
Peristiwa tenggelamnya kapal perang bertenaga nuklir China ini terjadi kurang dari setahun sejak 55 pelautnya diduga tewas setelah kapal selam nuklir mereka mengalami "senjata makan tuan", yakni terperangkap dalam perangkap yang semula diperuntukkan untuk menjerat kapal selam Inggris di Laut Kuning .
Menurut laporan rahasia Inggris, para pelaut tersebut tewas setelah terjadi kegagalan parah pada sistem oksigen kapal selam yang meracuni awaknya.
Kapten kapal selam Angkatan Laut PLA China '093-417' itu diduga termasuk diantara yang tewas, begitu pula 21 perwira lainnya.
China Membantah
Namun secara resmi, China waktu itu membantah insiden tersebut. Beijing juga tampak menolak meminta bantuan internasional untuk kapal selamnya yang katanya rusak.
Laporan Inggris mengenai misi yang fatal itu berbunyi: 'Intelijen melaporkan bahwa pada tanggal 21 Agustus terjadi kecelakaan di atas kapal saat menjalankan misi di Laut Kuning.
"Insiden terjadi pada pukul 08.12 waktu setempat yang mengakibatkan tewasnya 55 awak kapal: 22 perwira, 7 kadet perwira, 9 perwira rendahan, 17 pelaut. Yang tewas termasuk kapten Kolonel Xue Yong-Peng."
"Menurut pemahaman kami, kematian disebabkan oleh hipoksia akibat kesalahan sistem pada kapal selam. Kapal selam tersebut menabrak rantai dan penghalang jangkar yang digunakan oleh Angkatan Laut Cina untuk menjebak kapal selam AS dan sekutunya.
"Hal ini mengakibatkan kegagalan sistem yang memerlukan waktu enam jam untuk memperbaiki dan mengangkat kapal ke permukaan. Sistem oksigen di kapal meracuni awak kapal setelah kegagalan yang dahsyat," kata mereka.
Kini menyusul sebuah kapal selam bertenaga nuklir China sekelas Zhou yang sedang dalam proses menjalani uji perlengkapan akhir untuk berlayar terpantau lewat satelit AS, tenggelam di dermaga Wuchang, Wuhan Si, China. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kapal Selam Nuklir China Tenggelam, Dirahasiakan Sejak Mei
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |