TIMES BENGKULU, JAKARTA – Dalam pengarahan yang disampaikan pada Senin (9/9/2024), juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengungkapkan bahwa setelah 11 bulan konflik, lebih dari 600.000 anak di Gaza tidak memiliki akses ke pendidikan formal untuk tahun ajaran baru ini.
Dujarric menjelaskan bahwa seharusnya Senin lalu menandai dimulainya tahun ajaran baru di Gaza.
Menurut Dujarric, Badan Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa dari 200 sekolah yang mereka kelola, tidak ada satupun sekolah yang berfungsi secara resmi.
Banyak dari sekolah-sekolah tersebut kini digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi. UNRWA menyebutkan bahwa mereka masih menyediakan kegiatan rekreasi dan dukungan psikososial di beberapa sekolah.
Di sisi lain, PBB dan mitranya terus berupaya melindungi anak-anak dari virus polio.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan menginformasikan bahwa fase kedua kampanye vaksinasi di Gaza selatan telah selesai. "Lebih dari 256.000 anak di bawah usia 10 tahun di Khan Younis dan Rafah telah divaksinasi dalam empat hari selama fase kedua kampanye vaksinasi," ungkapnya.
Dujarric menambahkan bahwa putaran awal kampanye vaksinasi hampir mencapai 70 persen penyelesaian, dengan lebih dari 446.000 anak telah divaksinasi dari target 640.000 anak dalam putaran pertama.
Putaran kedua kampanye vaksinasi dijadwalkan akan dimulai sekitar empat minggu mendatang, dengan fase terakhir putaran pertama dijadwalkan dimulai pada Selasa (10/9) di Gaza utara. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Setelah 11 Bulan Perang, PBB: Lebih dari 600.000 Anak di Gaza Kehilangan Akses Pendidikan
Pewarta | : VOA Indonesia |
Editor | : Faizal R Arief |